Tugas Besar



KONTROL TONG SAMPAH OTOMATIS


1. Pendahuluan[Kembali]

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas manusia, volume sampah yang dihasilkan setiap harinya juga semakin meningkat. Permasalahan sampah menjadi salah satu isu penting dalam menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Salah satu kendala utama dalam pengelolaan sampah adalah keterlambatan dalam proses pengumpulan dan pembuangan, yang sering kali disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai kondisi tempat sampah, seperti apakah sudah penuh atau belum.

Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem yang dapat membantu proses monitoring dan pengendalian sampah secara otomatis. Sistem kontrol sampah otomatis hadir sebagai solusi untuk memantau kondisi tempat sampah secara real-time, mendeteksi apakah tempat sampah sudah penuh, dan mengirimkan notifikasi atau sinyal kepada petugas kebersihan. Dengan teknologi ini, proses pengelolaan sampah dapat menjadi lebih efisien, cepat, dan ramah lingkungan.

erancangan dan implementasi rangkaian tong sampah otomatis melibatkan penggunaan berbagai jenis sensor seperti sensor Gas, PIR, Infrared, jarak, Berat, dan Kelembapan. setiap sensor memiliki fungsi spesifik yang berkontribusi dalam menciptakan sistem tong sampah otomatis yang komperehensif dan responsif terhadap berbagai kondisi.

Penggunaan penguat operasional (op amp) dan bias transistor dalam rangkaian ini sangat penting untuk memastikan sinyal yang dihasilkan oleh sensor dapat diproses dengan tepat. Op amp digunakan untuk memperkuat sinyal dari sensor agar dapat dikenali oleh sistem pengolahan, sedangkan bias transistor digunakan untuk mengatur arus dalam rangkaian dan mengaktifkan akuator atau komponen lain sesuai dengan kebutuhan. kombinasi ini memungkinkan sistem toilet otomatis berfungsi dengan efisien dan responsif terhadap input sensor.

2. Tujuan[Kembali]

  1. Meningkatkan efisiensi dalam proses pengelolaan sampah, khususnya dalam hal pemantauan dan pengosongan tempat sampah.
  2. Mengurangi penumpukan sampah yang dapat menyebabkan bau tidak sedap dan pencemaran lingkungan.
  3. Memberikan informasi secara real-time tentang kondisi tempat sampah melalui sensor (seperti sensor ultrasonik, sensor gas, atau sensor berat).
  4. Mendorong pemanfaatan teknologi IoT (Internet of Things) dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang kebersihan dan lingkungan.
  5. Memudahkan petugas kebersihan dalam mengetahui kapan dan di mana tempat sampah perlu dikosongkan, sehingga lebih hemat waktu dan tenaga.

3. Alat dan Bahan[Kembali]

  • Alat :
    • AC dan DC Generator

        Generator AC (Alternator) dan DC memiliki fungsi utama yang sama yaitu mengubah energi mekanik menjadi energi listrik, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang berbeda. Generator AC menghasilkan arus bolak balik, di mana arah arus berubah secara periodik karena perubahan posisi relatif antara medan magnet dan kumparan konduktor, dan biasanya digunakan dalam distribusi daya skala besar seperti di jaringan listik umum. Di sisi lain, generator DC menghasilkan arus searah, di mana arus mengalir dalam satu arah tetap, dan lebih sering digunakan dalam aplikasi yang memerlukan arus stabil, seperti perangkat elektronik stabil dan pengisian baterai. 

    • Voltmeter 

        Voltmeter adalah alat pengukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik atau perbedaan potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian listrik. Fungsinya adalah untuk memberikan nilai tegangan atau potensial listrik pada komponen atau rangkaian tertentu, sehingga memungkinkan pengguna untuk memonitor atau mengukur kekuatan listrik yang ada dalam sistem tersebut.

  • Bahan : 
    • Operasional Amplifier


        Operational Amplifier (Op Amp) adalah jenis amplifier elektronik yang memiliki banyak aplikasi dalam elektronika. Op Amp memiliki dua input dan satu output, di mana perbedaan tegangan antara kedua inputnya digunakan untuk mengontrol gain atau penguatan sinyal yang dikeluarkan pada outputnya. Op Amp umumnya digunakan dalam rangkaian pemrosesan sinyal, pengaturan tegangan, filter, dan banyak aplikasi lainnya dalam perangkat elektronik modern.
Karakteristik utama IC Operational Amplifier (Op Amp) :
  1. Penguatan Tegangan Open-loop (Av = ∞): Secara ideal, Op Amp memiliki penguatan tegangan open-loop yang sangat besar atau bahkan tak terhingga. Ini berarti bahwa perbedaan tegangan yang sangat kecil antara input inverting dan non-inverting dapat menghasilkan perubahan tegangan output yang sangat besar.
  2. Tegangan Offset Keluaran (Voo = 0): Secara ideal, Op Amp tidak menghasilkan tegangan offset pada keluaran ketika tegangan inputnya adalah nol. Ini berarti bahwa output Op Amp harus berada pada nol volt ketika tidak ada perbedaan tegangan di antara kedua inputnya.
  3. Impedansi Masukan (Zin = ∞): Impedansi input yang sangat tinggi atau tak terhingga berarti bahwa Op Amp tidak menarik arus dari sumber sinyal yang dihubungkan ke inputnya. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa sinyal input tidak terdistorsi.
  4. Impedansi Output (Zout = 0): Impedansi output yang sangat rendah atau nol memungkinkan Op Amp untuk menggerakkan beban tanpa menyebabkan penurunan tegangan yang signifikan. Ini memastikan bahwa sinyal output tetap kuat dan tidak terpengaruh oleh beban yang terhubung.
  5. Lebar Pita (BW = ∞): Idealnya, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga, yang berarti bahwa ia dapat memperkuat sinyal pada frekuensi berapa pun tanpa kehilangan gain. Dalam praktiknya, lebar pita terbatas, tetapi sering kali cukup lebar untuk banyak aplikasi.
  6. Stabilitas Termal: Karakteristik ideal Op Amp tidak berubah dengan suhu. Ini berarti bahwa performa Op Amp tetap konsisten meskipun terjadi perubahan suhu di lingkungan sekitarnya, yang sangat penting untuk aplikasi yang membutuhkan keakuratan tinggi. 
Spesifikasi :


  •  Resistor

        Resistor digunakan untuk mengatur aliran arus listrik, membagi tegangan, melindungi komponen dari arus berlebih, mengatur waktu dalam rangkaian RC, menyaring sinyal dalam rangkaian filter, menyesuaikan tingkat tegangan, dan mengurangi noise dalam rangkaian elektronika.
Karakteristik transistor NPN secara singkat:
  1. Tiga Terminal: Memiliki tiga terminal - emitor (E), basis (B), dan kolektor (C).
  2. Polarisasi: Basis harus lebih positif dari emitor untuk mengaktifkan transistor.
  3. Arus Basis Kecil: Arus kecil di basis mengontrol arus lebih besar di kolektor.
  4. Penguatan Arus: Memiliki penguatan arus (β atau hFE), yaitu rasio antara arus kolektor dan arus basis.
  5. Saklar dan Penguat: Dapat berfungsi sebagai sakelar atau penguat sinyal.
  6. Tegangan Kolektor-Emitor: Biasanya memerlukan tegangan kolektor-emitor yang cukup tinggi untuk operasi normal.
Spesifikasi :

  • Dioda 


         Dioda adalah komponen elektronik yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik hanya dalam satu arah, memberikan kemampuan untuk mengendalikan arah aliran arus dalam rangkaian. Ini membuat dioda berguna dalam berbagai aplikasi seperti penyearah arus (rectifier) untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC), perlindungan terhadap tegangan balik dalam rangkaian, dan sebagai pengganda tegangan dalam rangkaian daya. Selain itu, dioda digunakan dalam rangkaian logika digital, sebagai penstabil tegangan dalam regulator tegangan, dan dalam aplikasi khusus seperti dioda Zener yang digunakan untuk pengaturan tegangan tetap.

Spesifikasi :


  • Baterai 

       Baterai adalah sumber daya portabel yang menyimpan energi kimia dan mengubahnya menjadi energi listrik untuk digunakan dalam berbagai perangkat elektronik. Baterai berfungsi menyediakan daya listrik yang stabil dan berkelanjutan bagi perangkat yang tidak terhubung langsung ke sumber listrik utama, seperti ponsel, laptop, remote control, dan kendaraan listrik. Selain itu, baterai juga digunakan dalam aplikasi kritis seperti cadangan daya (UPS) untuk komputer dan sistem keamanan, serta dalam perangkat medis seperti alat pacu jantung. Dengan kemampuan untuk menyimpan dan melepaskan energi sesuai kebutuhan, baterai memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi modern. 

  •  Logic State
Fungsi : Untuk pengolahan input-input yang berupa bilangan biner
  •  Sensor Infrared
Fungsi : Untuk mendeteksi adanya benda atau orang ketika cahaya infrared terhalangi oleh benda atau orang
Spesifikasi : IR1 IR OBSTACLE SENSOR


  •  Relay
Fungsi : Untuk melindungi komponen lainnya dari kelebihan tegangan, memperkecil terjadinya penurunan tegangan dan mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan bantuan dari sinyal tegangan rendah
Spesifikasi : RL1 4V

  • Power supply



    Berfungsi sebagai sumber daya bagi rangkaian

  • Komponen Input : 
  • Sensor Infrared
                
                Sensor Infrared merupakan komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Ketika tidak ada benda yang menghalangi sinar inframerah, sensor akan berada dalam logika "0". Sebaliknya, ketika ada benda yang menghalangi sinar inframerah, sensor akan beralih ke logika "1". Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar yang akan mengirimkan sinyal inframerah. Pada bagian penerima sensor inframerah, biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau modul inframerah yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.
    Spesifikasi sensor infrared:
  • PIR Sensor
        PIR (Passive Infrared) sensor berfungsi untuk mendeteksi gerakan dengan mengukur perubahan tingkat radiasi inframerah yang dipancarkan oleh objek di sekitarnya. Sensor ini tidak memancarkan radiasi sendiri, tetapi mendeteksi perubahan radiasi inframerah dari tubuh manusia atau hewan yang bergerak dalam area jangkauannya. PIR sensor sering digunakan dalam sistem keamanan untuk mendeteksi intrusi dan mengaktifkan alarm, dalam pencahayaan otomatis untuk menyalakan lampu saat ada gerakan, dan dalam berbagai aplikasi rumah pintar untuk mengaktifkan perangkat otomatis berdasarkan keberadaan dan aktivitas manusia. Keandalan dan efisiensi energi yang tinggi membuat PIR sensor menjadi pilihan populer untuk aplikasi deteksi gerakan.

Konfigurasi Pin :
Spesifikasi :

  • MQ2 Sensor 
                    


        Sensor MQ2 berfungsi untuk mendeteksi keberadaan gas yang mudah terbakar seperti LPG, butana, propana, metana, alkohol, hidrogen, dan asap. Sensor ini menggunakan elemen pemanas dan bahan kimia sensitif untuk mengukur konsentrasi gas dalam udara dan menghasilkan sinyal output analog yang dapat dihubungkan ke mikroprosesor atau mikrokontroler untuk analisis lebih lanjut. Dengan kemampuan untuk mendeteksi berbagai jenis gas yang berpotensi berbahaya, MQ2 sensor banyak digunakan dalam sistem keamanan rumah, detektor kebocoran gas, sistem ventilasi industri, dan aplikasi lain yang memerlukan pemantauan kualitas udara dan deteksi gas. 

Konfigurasi Pin :


Spesifikasi : 

  • Distance Sensor
        Sensor jarak adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk mengukur jarak antara sensor dan objek di sekitarnya. Umumnya menggunakan teknologi seperti ultrasonik atau inframerah, sensor ini mengirimkan sinyal dan menerima pantulan kembali untuk menghitung jarak secara akurat. Fungsi utamanya adalah untuk mendeteksi keberadaan objek atau penghalang, mengukur jarak relatif, dan mengaktifkan respons atau kontrol tertentu berdasarkan data yang diterima. Sensor jarak banyak digunakan dalam otomasi industri, kendaraan otonom, perangkat pengukur jarak, dan aplikasi konsumen seperti dalam robotika, pemetaan, dan penghindaran tabrakan.

Konfigurasi Pin :

Spesifikasi :

  • loadcell


Grafik respon Sensor:
 
            Spesifikasi :

Sensor Kelembaban
Sensor yang dapat mengukur dua parameter lingkungan sekaligus, yakni suhu dan kelembaban udara (humidity). Dalam sensor ini terdapat sebuah thermistor tipe NTC (Negative Temperature Coefficient) untuk mengukur suhu, sebuah sensor kelembaban tipe resisitif dan sebuah mikrokontroller 8-bit yang mengolah kedua sensor tersebut dan mengirim hasilnya ke pin output dengan format single-wire bi-directional (kabel tunggal dua arah).

Spesifikasi :
  • Output analog
  • Sensor kelembaban relatif
  • Akurasi kelembaban: ± 3% rh.
  • Pasokan 2,7 vdc sampai 5,5 vdc.
  • Smd.tertutup, dengan / tanpa filter hidrofobik

Pinout




Grafik Respons Sensor

  • Komponen Output :
  • Lampu LED
        LED (Light Emitting Diode) adalah komponen elektronik yang menghasilkan cahaya saat dialiri arus listrik. Fungsi utama LED adalah sebagai sumber cahaya dalam berbagai aplikasi, mulai dari indikator pada perangkat elektronik, lampu penerangan, hingga layar digital. LED memiliki keunggulan seperti efisiensi energi yang tinggi, umur panjang, dan kemampuan untuk menghasilkan cahaya dalam berbagai warna, sehingga sangat populer digunakan dalam teknologi modern untuk tujuan penerangan dan indikasi visual.
  • Motor

        Motor adalah perangkat elektrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik atau gerakan. Fungsi utamanya adalah untuk menghasilkan putaran atau gerakan mekanis yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari penggerak mesin industri, kendaraan, alat-alat rumah tangga seperti mesin cuci, hingga dalam perangkat kecil seperti kipas angin atau pemutar CD. Motor bekerja dengan prinsip elektromagnetik di mana medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik dalam kumparan kawat memicu gerakan rotor atau bagian yang berputar, menghasilkan tenaga untuk melakukan pekerjaan mekanik yang diperlukan.
  • Ground

        Ground atau tanah adalah referensi potensial nol dalam sistem listrik atau elektronik. Fungsinya adalah untuk menyediakan jalur pengembalian arus listrik yang aman ke bumi atau tanah secara fisik. Ground digunakan untuk melindungi perangkat dan pengguna dari potensi bahaya listrik seperti korsleting atau lonjakan tegangan. Selain itu, ground juga digunakan sebagai referensi potensial untuk mengukur dan memastikan stabilitas sirkuit elektronik serta untuk mengurangi noise atau gangguan dalam sinyal-sinyal elektronik.

4. Dasar Teori[Kembali]

  • Resistor
        Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V=I R). Jenis Resistor yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor dengan nilai tetap terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor ini dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.

Cara menghitung nilai resistor :

Tabel Warna Gelang

Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau   = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak  = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

Rangkaian seri dan Paralel resistor :
  • Dioda
     Dioda adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N. Ketika dua bahan ini digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di antaranya yang disebut depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih dan keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk penghambat resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar di bawah ini. Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer.
 
     Ketika tegangan positif diterapkan ke Anoda dan tegangan negatif diterapkan ke Katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias maju. Selama keadaan ini tegangan positif akan memompa lebih banyak hole ke daerah tipe-P dan tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke daerah tipe-N yang menyebabkan depletion layer hilang sehingga arus mengalir dari Anoda ke Katoda. Tegangan minimum yang diperlukan untuk membuat dioda bias maju disebut forward breakdown voltage.

        Jika tegangan negatif diterapkan ke anoda dan tegangan positif diterapkan ke katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke material tipe-P dan material tipe-N akan mendapatkan lebih banyak hole dari tegangan positif yang membuat depletion layer lebih besar dan dengan demikian tidak memungkinkan arus mengalir melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi pada dioda yang ideal, kenyataannya arus yang kecil tetap dapat mengalir pada bias terbalik dioda.

Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis:


1. Dioda Penyearah berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
2. Dioda Zener berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
3. Dioda LED berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.
4. Dioda Photo berfungsi sebagai sensor cahaya.
5. Dioda Schottky berfungsi sebagai Pengendali.

Persamaan untuk menentukan arus dioda zener :
Keterangan :
Grafik dioda : 
        Pada grafik terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan mundur (reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa menahan lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda. Kondisi dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak menghambat. Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area ini kondisi dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus listrik.
  • Transistor
          Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.

  1. Emitter (E): Mengeluarkan (emitter) arus elektron ke dalam basis.
  2. Base (B): Mengontrol aliran arus dari emitter ke collector.
  3. Collector (C): Menampung (collector) arus elektron dari emitter.
Rumus-rumus transistor :

Konfigurasi transistor :

        Konfigurasi Common Base, Common Collector (atau Emitter Follower), dan Common Emitter adalah tiga konfigurasi umum pada transistor dengan perbedaan dalam penggunaan kaki Basis, Emitor, dan Kolektor.
  1. Common Base (CB):

    • Basis di-ground-kan dan digunakan bersama untuk input dan output.
    • Input masuk ke Emitor, sedangkan output diambil dari Kolektor.
    • Tidak memberikan penguatan arus, tetapi memberikan penguatan tegangan antara input dan output.
  2. Common Collector (CC) atau Emitter Follower:

    • Kolektor di-ground-kan dan digunakan bersama untuk input dan output.
    • Input masuk ke Basis, dan output diambil dari Emitor.
    • Memberikan penguatan arus tetapi tidak memberikan penguatan tegangan. Tegangan output hampir sama dengan tegangan input.
  3. Common Emitter (CE):

    • Emitor di-ground-kan dan digunakan bersama untuk input dan output.
    • Input masuk ke Basis, dan output diambil dari Kolektor.
    • Memberikan penguatan tegangan dan arus antara input dan output. Ini adalah konfigurasi yang paling umum digunakan dalam penguat tegangan dan arus.
  • Op-amp LM741
        Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.

Rangkaian dasar Op-amp :

  • Baterai
          Baterai atau elemen kering adalah salah satu alat listrik yang berfungsi sebagai penyimpan energi listrik dan mengeluarkan tegangan dalam bentuk listrik (sebagai sumber tegangan). Pada umumnya baterai terdiri dari tiga komponen yang penting yaitu :
1. Batang karbon (C) sebagai anode (kutub positif baterai).

2. Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)

3. Amonium dioksida (NH4CI) sebagai larutan elektrolit (penghantar)


Terdapat dua jenis baterai yaitu :

  • Baterai Primer adalah baterai yang hanya dapat digunakan sekali, menggunakan reaksi kimia yang tidak dapat dibalik (irreversible reaction).  pada umumnya dijual adalah baterai yang bertegangan listrik 1,5 volt. 
  • Baterai Sekunder atau biasanya disebut rechargeable battery adalah baterai yang dapat di isi ulang menggunakan reaksi kimia yang bersifat dapat dibalik (reversible reaction) biasanya digunakan pada telepon genggam.
Adapun salah satu persamaan menghitung tegangan adalah :
P = V x I

Keterangan :
P  = Daya (W)
V = Tegangan yang terukur (V)
I   = Arus yang terukur (I)
  • PIR Sensor

        Sensor PIR atau Passive Infrared Receiver merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra red dari suatu objek. Sensor PIR memiliki sifat pasif, yang berarti tidak memancarkan sinar infra red tetapi hanya dapat menerima radiasi sinar infra red dari luar. Sensor PIR dapat mendeteksi radiasi dari berbagai objek karena semua objek memancarkan energi radiasi, seperti ketika terdeteksi sebuah gerakan dari sumber infra red dengan suhu tertentu yaitu manusia mencoba melewati sumber infra red yang lain misalnya dinding, maka sensor akan membandingkan pancaran infra red yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor. Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu, Lensa Fresnel, Penyaring Infra Red, Sensor Pyroelektrik, Penguat Amplifier dan Komparator. 

        Sensor PIR bekerja dengan cara menangkap pancaran infra red, kemudian pancaran infra red yang tertangkap akan masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik, sinar infra red mengandung energi panas yang dapat membuat sensor pyroelektrik menghasilkan arus listrik. Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian komparator akan membandingkan sinyal yang sudah diterima dengan tegangan referensi tertentu berupa keluaran sinyal 1-bit. Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1. Logika 0 saat sensor tidak mendeteksi adanya perubahan pancaran infra red dan 1 saat sensor mendeteksi infra red. Sensor PIR hanya dapat mendeteksi pancaran infra red dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Manusia memiliki suhu badan yang dapat menghasilkan pancaran infra red dengan panjang gelombang antara 9-10 mikrometer. Panjang gelombang tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR sehingga membuat sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detektor. Sensor PIR hanya akan mendeteksi jika objek bergerak atau secara teknis saat terjadi adanya perubahan pancaran infra red.

Grafik jarak terhadap waktu pada PIR sensor :


  • Sensor Infrared
       
 Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar. Ketika tidak ada benda yang menghalangi sinar inframerah, sensor akan berada dalam logika "0". Sebaliknya, ketika ada benda yang menghalangi sinar inframerah, sensor akan beralih ke logika "1".

Prinsip Kerja Sensor Infrared.

Grafik respon sensor infrared

        Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.
  • Gas Sensor
        Kemampuan sensor gas digunakan untuk mendeteksi adanya perbedaan konsentrasi gas tergantung dari chemireistor untuk menghantarkan arus listrik. Chemiresistor yang biasa digunakan adalah Tin Dioxide (SnO2) yang merupakan semikonduktor tipe N yang mempunyai elektron bebas (elemen donor). Pada umumnya kandungan oksigen di udara lebih banyak jika dibandingkan dengan gas yang mudah terbakar lainnya. Partikel oksigen akan menarik elektron bebas yang berada pada SnO2 sehingga elektron akan terkumpul di permukaan. Karena tidak ada elektron bebas yang tersedia, maka arus keluaran akan menjadi nol. Saat sensor gas ditempatkan pada suatu tempat yang terdapat gas beracun atau pun gas yang mudah terbakar, maka gas pereduksi akan bereaksi dengan oksigen yang teradopsi. Hal ini menyebabkan terputusnya ikatan kimia antara oksigen dengan elektron bebas sehingga elektron bebas akan terlepas. Karena elektron bebas kembali ke tempat semula, maka arus listrik akan mengalir. Aliran arus listrik akan sebanding dengan jumlah elektron bebas yang terdapat pada SnO2, apabila gas sangat beracun maka akan ada lebih banyak elektron bebas.

Sensor gas dari tipe MQ terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan peruntukannya masing-masing. Pada gambar di bawah diperlihatkan fungsi dari setiap tipe sensor gas.

Grafik respon sensor gas :


  • Distance Sensor
        Sensor jarak adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi object. Sensor ini bekerja dengan memanfaatkan gelombang ultrasonic yang memiliki frekuensi wave sebesar 40 KHz. Telinga kita tidak akan mungkin bisa mendengarnya dengan frekuensi ini. Frekuensi 40 KHz biasanya digunakan oleh kelelawar sebagai sistem navigasi dan lumba-lumba sebagai media komunikasi. Biasanya sensor ultrasonic digunakan sebagai sensor parkir pada mobil, sensor pengukur kedalaman pada kapal dan lain-lain. Sensor akan mentransmisikan gelombang ultrasonic yg dipantulkan pada object di depannya. Nantinya gelombang akan kembali dan diterima oleh receiver dengan rumus mencari jarak.
maka bisa mengetahui jarak sebuah object terhadap sensor. Kecepatan rambat gelombang suara sebesar 343 m/s. Langkah selanjutnya yaitu mencari berapa waktu yang dibutuhkan gelombang untuk mencapai objek. Sensor akan mengukur waktu ini dengan memanfaatkan gelombang yang ditransmisikan dan dipantulkan ke object untuk diterima kembali ke receiver. Hasil pengukuran waktu tadi dibagi dengan dua karena waktu yang diukur oleh sensor adalah waktu mulai ditransmisikan kembali ke sensor, sedangkan kita hanya ingin tahu berapa jarak dari sensor ke objek saja maka rumusnya akan menjadi
Grafik sensor jarak terhadap resistansi :

  • Sensor Loadcell

    

    Sensor Load Cell merupakan sensor yang dirancang untuk mendeteksi tekanan atau berat sebuah beban. Sensor load cell umumnya digunakan sebagai komponen utama pada sistem timbangan digital. Pengukuran yang dilakukan oleh load cell menggunakan prinsip tekanan. Tingkat ke-akurasian suatu timbangan digital tergantung dari jenis dan tipe Load Cell yang dipakai.
    Load cell terdiri dari beberapa tipe, diantaranya adalah Load Cell Double Ended Beam, Load Cell Single Ended Beam, Load Cell S Beam, Load Cell single Point, Load Cell type Canister, dan sebagainya. Load Cell yang paling sederhana adalah load cell yang terdiri dari Bending beam dan strain gauge.

Grafik respon Sensor:

Prinsip Kerja
    Prinsip kerja load cell berdasarkan rangkaian Jembatan Wheatstone. Selama proses penimbangan akan mengakibatkan reaksi terhadap elemen logam pada load cell yang mengakibatkan gaya secara elastis. Gaya yang ditimbulkan oleh regangan ini dikonversi ke dalam sinyal elektrik oleh strain gauge (pengukur regangan) yang terpasang pada load cell.
Strain gauge adalah sebuah konduktor yang diatur sedemikian rupa dengan pola zig-zag dan terdapat di permukaan membrane.     Ketika terjadi peregangan membrane, otomatis resistansinya mengingkat. Strain gauge berfungsi sebagai sensor untuk mengukur berat benda atau barang dalam ukuran besar. Umumnya sensor strain gauge ini terdapat pada jembatan timbang atau timbangan truk (truck scale).
Secara fisik strain gauge berupa grid metal foil cukup tipis yang melekat pada permukaan Load Cell. Akibat adanya beban di load cell maka terjadi strain lalu ditransmisikan ke foil grid. Tahanan dari foil grid ini mengalami perubahan dengan nilai sebanding strain induksi beban.
    Umumnya strain gauge memiliki sensor tipe metal foil dimana proses photoeching kemudian membentuk konfigurasi grid. Prosiesnya sendiri sangat sederhana sehingga bisa dibuat beragam ukuran gauge maupun bentuk grid. Gauge memiliki ukuran terpendek 0.20 mm dan 102 mm untuk ukuran terpanjang. Untuk tahanan standar 350 ohm namun ada juga gauge dengan tahanan 500 ohm - 10.000 ohm untuk kepentingan khusus.

Spesifikasi Kerja

  1. Bekerja pada tegangan rendah 5-10 VDC atau 5-10 VAC
  2. Ukuran sensor kecil dan praktis
  3. Input atau output resistansi rendah
  4. Nonlinearitas 0.05%
  5. Range temperatur kerja -10oC sampai +50oC


  • Sensor Kelembaban


Sensor yang dapat mengukur dua parameter lingkungan sekaligus, yakni suhu dan kelembaban udara (humidity). Dalam sensor ini terdapat sebuah thermistor tipe NTC (Negative Temperature Coefficient) untuk mengukur suhu, sebuah sensor kelembaban tipe resisitif dan sebuah mikrokontroller 8-bit yang mengolah kedua sensor tersebut dan mengirim hasilnya ke pin output dengan format single-wire bi-directional (kabel tunggal dua arah).

Spesifikasi :













  • Output analog
  • Sensor kelembaban relatif
  • Akurasi kelembaban: ± 3% rh.
  • Pasokan 2,7 vdc sampai 5,5 vdc.
  • Smd.tertutup, dengan / tanpa filter hidrofobik
Pinout




Grafik Respons Sensor





5. Percobaan[Kembali]

 Prosedur Percobaan

  • Untuk membuat rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus

  • Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak.
  • Tepatkan posisi letak nya dengan gambar rangkaian
  • Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh 
  • Lalu mencoba menjalankan rangkaian , jika tidak terjadi error, maka motor akan bergerak yang berarti rangkaian pada grden otomatis bekerja
B) Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja

Rangkaian Keseluruhan

1. Sensor PIR dan Infrared


prinsip kerja: sensor PIR akan bekerja jika ada gerakan tangan disekitar tong sampah biasanya diletakkan di bagian depan atas tong sampah, untuk sensor IR bekerja jika ada objek terdeteksi oleh sensor dan posisinya di depan atas tong sampah sehingga kedua sensor ini bekerja bersamaan dan dikendalikan oleh logicstate. Nanti tong sampah akan terbuka dan tertutup ketika sensor mendeteksi adanya objek.




2. Sensor Kelembaban

prinsip kerja: sensor HIH-5030 adalah ketika kelembaban mencapai lebih dari 60 RH maka motor sebagai output akan menyala begitu sebaliknya jika kelembaban berada di 60 ke bawah maka motor akan mati. Posisi sensor ini adalah dinding dalam belakang tong sampah.




3. Sensor MQ2

prinsip kerja: sensor gas ini mendeteksi adanya gas berbahaya dalam tong sampah sehingga nanti led sebagai output akan menyala jika terdapat gas tersebut dan off jika tidak ada gas berbahaya. Posisinya di tengah dalam tong sampah.






4. Sensor Loadcell


prinsip kerja: Load cell adalah sensor berat dimana terdapat 2 kondisi. Kondisi 1 motor on ketika isi dalam tong sampah < 5 kg dan off >=5kg. Sementara untuk kondisi 2 motor on jika sampah >=5kg dan off ketika berat <5kg. Sensor ini diletakkan di bagian bawah tong sampah.




5. Sensor GP2D12

prinsip kerja: sensor dengan 2 output menggunakan 1 sensor yaitu GP2D12, dimana output berupa led kuning menyala jika jaraknya >20 cm dari atas tong sampah,dan led biru menyala jika sampah <=20 cm. Fungsi utamanya mendeteksi batas maksimal tong sampah. Posisinya di diding bagian samping  tong sampah.


6. Link Download[Kembali]

Rangkaian Tugas besar [KLIK]

Datasheet PIR [KLIK]

Datasheet Infrared [KLIK]

Datasheet MQ2 [KLIK]

Datasheet GP2D12 [KLIK]

Datasheet Loadcell [KLIK]

Datasheet HIH-5030 [KLIK]

Datasheet Motor [KLIK]

Datasheet Dioda [KLIK]

Datasheet LED [KLIK]

Datasheet Resistor [KLIK]

Datasheet Potensiometer [KLIK]

Datasheet Relay [KLIK]

Datasheet Op-Amp [KLIK]

Datasheet transistor PNP [KLIK]

Datasheet transistor NPN [KLIK]

Komentar